Minggu, 09 Februari 2014

Menjaga Hubungan dengan Allah SWT dan dengan sesama Manusia

2komentar


Ceramah Agama : Maulid Nabi Muhammad SAW 1435 H
Lokasi : Masjid Baiturrahman Kompleks Pertamina Tanjung Uban
Penceramah : Drs. H. Erizal Abdullah MH
Penyelenggara : Badan Dakwah Islam Pertamina

Tahapan kehidupan Manusia, Allah pertemukan manusia dalam  ikatan yang suci “Mitsaqon Gholizho” yang disebut dengan Pernikahan, dari ikatan yang suci itu maka lahirlah kita yang tadinya tidak ada menjadi ada,maka Allah jadikan kita hidup, tapi ingat “Summa Yumi tukum Summa yuhyikum” setelah tahapan kehidupan ini akan ada tahapan-tahapan lagi yang akan kita lalui yaitu yang disebut dengan Kematian “kullu nafsin dzaiqotul maut”  setiap yang bernyawa pasti akan mati, mati yang tidak tahu kapan dan di mana. Kemudian Allah akan Hidupkan kita kembali, dan lalu summa ilaihi turja’ aun” (dan kepada-Nya lah semua akan dikembalikan).

Sekarang persoalannya kita masih hidup diatas dunia ini, apakah hidup kita di dunia ini dibiarkan bebas, lalu kita tidak mendapatkan sanksi atas apa yang kita perbuat.

Maka ada 2 hal yang harus kita jaga dalam hidup dan kehidupan kita ini yaitu:
  1. Menjaga Habluminallah, menjaga hubungan kita dengan Allah SWT dan.
  2. Menjaga Habluminannas , menjaga Hubungan kita dengan sesama Manusia

Rasullullah SAW, menjelang beliau di jemput Malaikat Maut Izroil, saat itu mejelang shalat subuh Rasul dalam keadaan sakit, Bilal telah mengumandangkan Adzan, para sahabat telah melaksanakan shalat sunnah, tinggal melaksanakan shalat subuh lalu mereka bertanya-tanya kemana Rasul, sahabat mendatangai Rasul dan bertanya mengapa rasul tidak ke masjid,  Rasul menjawab: “saya dalam keadaan sakit, lalu untuk menggantikan saya tunjuk saja sahabat saya Abu Bakar.”

Begitu disampaikan kepada Abu bakar, apa kata abu bakar, saya tidak berani menggantikan Rasul menjadi imam pada saat beliau masih hidup, lalu datang beberapa sahabat memapah beliau untuk datang ke Masjid, dan dalam keadaan sakit Rasullullah Saw mengimami shalat subuh.

selesai shalat subuh itu, Rasul bertanya kepada para Sahabat :,  Wahai sahabat-sahabatku, Rasanya sudah ada tanda-tandanya kita akan berpisah, Mungkin saya akan pergi menghadap Allah SWT karena itu apabila diantara kalian ini ada uangnya yang saya pinjam dan belum saya bayar, ada ucapan saya yang menginggung perasaan, ada tingkah laku saya yang menyakitkan, maka pada saat ini silahkan disampaikan kepada saya dan kalau memang ada perbuatan saya yang menyakiti dalam hal fisik maka saat ini silahkan dibalas”. Rasul berbicara seperti  itu didepan para Jemaah, apa reaksi para Jemaah pada waktu itu, Jemaah mengatakan: “ya Rasullullah engkau adalah tauladan kami, engkau adalah panutan kami, tidak ada ucapanmu yang menyinggung perasaan kami, tidak ada perbuatanmu yang menyakiti hati kami”, Rasul bertanya lagi kepada yang lain, dengan mengulangi lagi peryantaan yang sama, akhirnya datang satu orang mengacungkan tangannya mengatakan pada Rasulullah SAW, “Ya Rasul saya dulu pernah kamu pukul”, para sahabat menengok dan mengatakan kepada orang tersebut, Kurang ajar orang ini, berani-beraninya berkata pernah dipukul oleh Rasul, Rasul itu panutan kita, rasul itu yang sedang sakit sekarang, berani-beraninya minta balas kepada Rasul. Ternyata yang menacungkan tangan itu adalah Ukasyah. Kemudian datang Abu Bakar lalu berkata, izinkan saya saja yang dipukul jangan engkau ya Rasul, Lalu apa kata Rasul, Minggirlah engkau Abu Bakar, karena saya yang bersalah, biarlah saya yang dipukul, datang lagi umar bin Khatab, lalu kata Rasul, Umar ini saya yang melakukan kesalahan biarlah saya yang mendapat balas, kemudian majulah Ukasyah tadi menuju kedekat Rasul, lalu berkata kepada rasul :” Ya Rasullullah pada saat engkau memukul saya, status saya masih sebagai budak, saya hanya menggunakan celana saya tidak mengenakan baju pada waktu itu ya Rasullullah, karena itu saya ingin menuntut balas namun dengan kondisi yang sama”, makin Geram Jemaah Pada Waktu Itu, apa kata Rasul : kalau memang seperti itu saya akan melepaskan baju, silahkan kamu Balas, namun apa yang terjadi, ternyata ini adalah akal-akalan Ukasyah karena dia tidak bisa menyentuh Rasullullah maka dia ambil kesempatan, dia peluk Rasulullah, dia cium kening Rasulullah dan menangis sejadi-jadinya karena dia cinta kepada Rasulullah, lalu apa kata Rasul, wahai para Hadirin Sekalian Barang siapa yang ingin melihat penghuni surga maka inilah dia.

Dua hal yang dapat kita ambil dari sini :

-    Bagaimana Rasullulah SAW menjaga hubungannya dengan manusia, dia tidak mau menghadap Allah, kalau dia masih mempunyai kesalahan dengan orang lain karena apabila kita telah meghadap Allah SWT lalu dihisab maka kesalahan-kesalahan kita akan menghalangi pahala-pahala pada saat kita berbuat baik di atas dunia ini.

Dalam salah satu hadist yang cukup panjang yang kira-kira maksudnya seperti ini : “tahukah kalian apa yang dimaksud dengan bangkrut itu”,kata nabi, para sahabat pada waktu itu menjawab, “orang yang bangkrut itu adalah orang yang punya usaha lalu modalnya habis” lalu kata Nabi SAW , “bangkrut itu bukan seperti itu sahabat-sahabatku, orang yang bangkrut dari kalangku adalah orang yang datang menghadap Allah SWT, dengan segala amal kebajikannya, dia datang dengan membawa pahala sedekah, dia datang dengan membawa pahala Shalat, dia datang dengan membawa amal solehnya tetapi pada saat dia menghadap Allah SWT, saat dia meninggal dia belum meminta Maaf kepada saudara-saudaranya yang dia sakiti Hatinya”.

Maka apapun kita, kalau kita pernah menyakiti hati orang lain dan belum sempat meminta Maaf maka pada saat nanti kita diakhirat kelak kita datang dengan membawa segala amal kebajikan kita tetapi pada saat itu setelah dihitung dan ditimbang mana yang lebih besar atara pahala keajikannya dengan pahala kejahatannya “ Faman ya’mal mits qolla dharotin qhoiron yaroh, waman ya’mal mits qolla dharotin syairon yaroh “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Dan setelah ditimbang besarlah amal kebaikannya, lalu setelah akan masuk surga datang lah orang lain yang menuntut kejahatan yang pernah dia lakukan di dunia karena belum meminta maaf, lalu berulang ulang seperti itu dan akhirnya beratlah amal kejahatannya. Ini lah yang di  maksud Bankrut oleh Rasulullah SAW.

Itulah Rasullulah walaupun beliau manusia yang paling baik, manusia yang paling mulia namun sebelum beliau wafat beliau meminta maaf kepada manusia.

Oleh karena sudah sepantasnya kita senantiasa Bershalawat kepadda beliau, karena Allah dan para malaikat juga bershalawat kepada Beliau. 





Artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya".

Rasulullah SAW dari masa kecilnya merupakan manusia yang mandiri, dari dalam kandungan ayah Rasulullah sudah wafat, saat beliau balita ibunda Rasulullah wafat lalu dia tinggal dengan Pamannya. Umur 6 tahun dia sudah mengembala kambing, dia hidup mandiri. Ketauladanan nabi dalam hal memberikan contoh dari saat beliau masih kecil hingga beliau dewasa dan menjadi pemimpin perlu kita tanamkan kepada Anak-anak kita.

-      Habulminaallah Nabi, Hubungan Nabi kepada Allah SWT, dalam sebuah hadist yang cukup panjang diceritakan pada saat nabi tidur bersama istrinya Aisyah pada saat lewat tengah malam Aisyah Bangun kemudian dia meraba ke sebelah kosong, lalu dia tengok ternyata Rasulullah SAW sedang melaksanakan shalat sunnah Tahajud, karena masih malam Aisyah tidur lagi kemudian saat terbangun ternyata nabi masih melaksanakan shalat, lalu Aisyah berbicara kepada nabi, “ya Rasulullah mengapa rasulullah Shalat dari tengah malam hingga pagi, bukankan sudah dijanjikan oleh Allah engkau masuk kedalam surga, kenapa engkau shalat hingga kakimu bengkak”, Apa jawab Nabi Muhammad SAW, Rasul Mengatakan : “apalah aku ‘abdan syakuro’ apakah tidak pantas wahai Aisyah saya ini menjadi Hamba-Mu (Allah) yang bersyukur”.
Lalu siapa diantara kita yang dijamin masuk surga, tidak ada diantara kita yang dijamin masuk surga, tergantung amal ibadah yang dilaksanakan.
Sebuah analogi : agaplah kita sudah di jamin lulus di sebuah universitas tanpa tes,a pakah kita masih perlu untuk belajar ?. tentu kita masih sangat perlu untuk belajar, karena barang kali sampai di sana kita masih banyak kekurangan.

“Semakin bertambah ilmuku, semakin tahu aku dengan kebodohanku”, kata Imam Malik.

Maka itulah Rasulullah, meskipun sudah dijamin masuk surga beliau masih terus beribadah secara maksimal karena Beliau ingin senantiasa menjadi  manusia yang bersyukur.

Tidak ada Garansi bagi kita untuk masuk surga, karena itu jagalah selalu hubungan kita dengan Allah dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kita harus mendekatkan diri dengan Allah SWT terutama dengan ibadah  Shalat, karena shalat ini bukan saja identitas kita sebagai seorang muslim, tetapi shalat ini juga yang membedakan kita antara umat islam dengan orang kafir. Shalat adalah tiang agama, maka jangan kita lalai, jangan kita Tinggalkan.

“Wama kholaqtul jinna wal insani illa liya'budun “ yang artinya , “dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk berikadah kepada- Ku”

Dan semua itu sudah di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang kita cintai.

Semoga Bermanfaat.
 

PeSona SeBuaH AmaNah © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates